Pages

Rabu, 16 Mei 2012

Model Penelitian Kualitatif

PENDAHULUAN
Metode penelitian kualitatif mulai diperkenalkan pada tahun 1990, pada masa itu para peneliti lebih-lebih peneliti muda lebih terfokus pada metode ini. Kecendrungan adanya “pandangan lebih” terhadap setiap hal yang baru, turut mendorong asumsi sebagian besar peneliti bahwa metode ini lebih “mentereng” dari metode yang lain pada masa itu.
Pada masa awal perkembangannya, metode penelitian kualitatif mendapat cukup banyak tentangan dari para peneliti kuantitatif yang lebih dulu telah mapan, hal ini disebabkan mereka berasumsi metode ini tidak sistematis, sangat individual, dan kurang ilmiah, namun secara pelan-pelan metode ini dapat diterima.
Bila dilihat dari penyebab kemunculannya, metode ini lahir disebabkan terjadinya perubahan paradigma terhadap suatu realitas atau fenomena, dimana sebelumnya paradigma positivisme (yang mengembangkan metode kuantitatif) memandang realitas sosial sebagai tunggal, statis dan konkret. Kemudian timbul paradigma lain yaitu pospositivisme yang mengembangkan metode penelitian kualitatif dan melihat realitas sosial sebagai holistik, utuh, komplek, dinamis dan penuh makna.[1]

1.        PENELITIAN KUALITATIF

1)             Pengertian
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpostivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kecil, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi. Metode kualitatif digunakan untukmeneliti dimana masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi sosial yang tidak luas, sehingga hasil peneliti lebih mendalam dan bermakna. Metode kuantitatif cocok untuk menguji hipotesis atau teori sedangkan metode kualitatif menemukan hipotesis atau teori baru.
Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses peneliti lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. Metode ini juga sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setitng), disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.[2]
2)             Karakteristik Penelitian Kualitatif
a)         Kajian naturalistik: melihat situasi nyata yang berubah secara alamiah, terbuka, tidak ada rekayasa pengontrolan variabel.
b)        Analisis induktif: mengungkap data khusus, detail, untuk menemukan katagori, dimensi, hubungan penting dan asli, dengan pertannyaan terbuka.
c)         Holistik: totalitas fenomena dipahami sebagai sistem yang kompleks, keterkaitan menyeluruh tak dipotong padahal terpisah, sebab-akibat.
d)        Data kualitatif: deskripsi rinci-dalam, persepsi pengalaman orang.
e)         Hubungan dan perpsepsi pribadi: hubungan akrab peneliti informasi, persepsi dan pengalaman pribadi peneliti penting untuk pemahaman fenomena-fenomena.
f)         Dinamis: perubahan terus terjadi, lihat proses desain fleksibel.
g)        Orientasi keunikan: tiap situasi khas, pemahami sifat khusus dan dalam konteks sosial-historis, analisis silang kasus, hubungan waktu-tempat.
h)        Empati netral: subjektif murni, tidak dibuat-buat.

3)             Perbedaan Penelitian Kualitatif dengan Kuantitatif
Peneliti kualitatif berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif mengambil jarak antara peneliti dengan objek yang diteliti sementara penelitian kualitatif menyatu dengan situasi dan fenomena yang diteliti. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen-instrumen formal, standar dan bersifat mengukur, sementara penelitian kualitatif menggunakan peneliti sebagai instrumen.
Perbedaan antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif, bukan sekedar perbedaan secara teknis, tetapi juga perbedaan secara mendasar. Keduanya bertolak dari pandangan filsafat yang berbeda tentang kenyataanya, memiliki asumsi dan pendekatan yang berbeda pula dalam mengkaji kenyataan.[3]
Perbedaan antara metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif ada tiga hal, yaitu:
1)        Perbedaan Aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar. Perbedaan aksioma ditunjukan pada tabel berikut ini.
Aksioma dasar
Metode kuantitatif
Metode kualitatif
Sifat realitas
Dapat diklasifikasika, konkrit, teramati, terukur.
Ganda, holistik, dinamis, hasil kontruksi dan pemahaman.
Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Independen, supaya terbangun obyektivitas
Interaktif dengan sumber data supaya memperoleh makna
Hubungan variabel
Sebab akibat (kausal)

X

Y





Y

Z

X

Timbal balik atau interaktif
Kemungkinan generalisasi

Cenderung membuat generalisasi
Transferability (hanya mungkin dalam ikatan konteks dan waktu)
Peranan nilai
Cenderung bebas nilai
Terikat nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data

2)        Karakterisrik Penelitian

No
Metode kuantitatif
Metode kualitatif
1
A.      Desain
a.   Spesifik, jelas, rinci
b.   Ditentikan secara mantap sejak awa
c.   Menjadi pasangan langkah demi langkah
A.      Desain
a.    Umum
b.   Fleksibel
c.    Berkembang, dan muncul dalam proses penelitian
2
B.     Tujuan
a.    Menunjukan hubungan antar variabel
b.   Menguji teori
c.    Mencari genaralisasi yang mempunyai nilai predikat
B.     Tujuan
a.    Menemukan pola hubungan yang bersifat interaktif
b.   Menemukan teori
c.    Mengambarkan realitas yang kompleks
d.   Memperoleh pemahaman makna
3
C.    Teknik Pengumpulan Data
a.    Kuisioner
b.   Observasi dan wawancara terstruktur
C.    Teknik Pengumpulan Data
a.   Participant observasi
b.   In depth interview
c.   Dokumentasi
d.  Tringulasi
4
D.    Instrumen Penelitian
a.    Tes, angket, wawancara terstruktur
b.   Instrumen yang telah tersetandar
D.    Instrumen Penelitian
a.    Penelitian sebagai instrumen (human instrument)
b.   Buku catatan, tape recorder, camera, handycam dan lain-lain

3)        Proses Penelitian
·      Proses Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh karena itu harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris. Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori melalui membaca berbagai referensi.
·      Proses Penelitian Kualitatif
Walau peneliti kualitatif belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi bisa langsubng memasuki obyek atau lapangan. Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa asing terhadap obyek tersebut. Setelah memasuki obyek, peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada di tempat itu, yang masih bersifat umum. Pada tahap ini peneliti mendiskripsikan apa yang diteliti, didengar, dirasakan dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba sepintas terhadap informasi yang diperolehnya.
Proses penelitian kualitatif pada tahap ke 2 disebut tahap reduksi atau fokus. Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama. Proses penelitian kualitatif, pada tahap ke 3, adalah tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Pada tahap penelitian tahap ke 3, setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema  dengan cara mengkonstruksikan data yang diperoleh menjadi suatu bangunan pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru.
Hasil akhir dari penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data atau informasi yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan meningkatkan taraf hidup manusia.[4]  

2.        DESAIN PENELITIAN KUALITATIF

a)             Desain Studi Kasus
Penelitian difokuskan pada satu fenomena saja yang dipilih dan ingin dipahami secara mendalam, dengan mengabaikan fenomena-fenomena yang lainya. Satu fenomena tersebut bisa berupa seorang pimpinan sekolah atau pemimpin pendidikan, sekelompok siswa, suatu program, suatu proses, satu penerapan kebijakan, atau satu konsep.
Penelitian kualitatif menentut perencanaan yang matang untuk menentukan tempat, partisipan dan memulai pengumpulan data. Rencana ini bersifat emergent atau berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dalam temuan dilapangan.
b)            Kegunaan Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif memiliki beberapa kegunaan :
1)        Bagi pengembangan teori. Penelitian kualitatif dengan teknik studi kasusnya sangat cocok untuk melakukan pengungkapan (exploratory) dan penemuan (discovery). Studi pengungkapan (explotory studies) berkenaan dengan sesuatau topik yang pada yang pada penelitian terdahulu hanya memeberikan hasil-hasil yang sangat terbatas, studi ini selanjutnya diarahkan pada penemuan-penemuan yang lebih lanjut.
2)        Sumbangan bagi penyempurnaan praktek. Penelitian kualitatif menghasilkan diskripsi dan analisis tentang kegiatan, proses atau peristiwa-peristiwa penting. Hasil sejumlah penelitian kualitatif yang bersifat mendalam dan rinci.
3)        Sumbangan bagi penentuan kebijakan. Penelitian kualitatif juga dapat menganalisis persepsi dan isu-isu ekonomi dan politik yang besar pengaruhnya, sikap para penentu kebijakan terhadap kebijakan yang diusulkan, serta pandanagan para pelaksana kebijakan. Hasil-hasil penelitian tersebut dapat memberikan masukan yang berharga bagi penentuan kebijakan.
4)        Sumbangan bagi klarifikasi isu-isu dan tindakan sosioal. Penelitian kualitatif dapat menempatkan isu-isu dalam konteks sosial yang lebih luas, untuk memberikan kritik terhadap aspek idiologis, kepentingan-kepentingan politik dan ekonomi.
5)        Sumbangan bagi studi-studi kasus, yang tidak mungkin diteliti dengan penelitian biasa: penelitian bagi orang-orang sibuk, ada hambatan bahasa, topik yang kontrovesial, atau rahasia, dan penelitian-penelitian yang tidak bisa dilakukan dengan menggunakan pendekatan  kuantitatif statistikal.

c)             Sampel Purposif
Sampel purposif (purposife sample) memokuskan pada informasi-informasi terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam. Sebelum sampel dipilih perlu dihimpun sejumlah informasi tentang sub-sub unit dan informasi-informasi didalam  unit kasus yang akana diteliti. Untuk kemudian peneliti memilih informasi, kelompok, tempat, kegiatan dan peristiwa yang kaya dengan informasi.
Kekuatan dari sampel purposif adalah dari sedikit kasus yang diteliti secara mendalam memberikan banyak pemahaman tentang topik, seperti halnya sampling probabilitas yang diambil secara random berdasarkan statistik dapat mewakili populasi. Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam sampel purposif, yaitu:
1)             Pemilihan Lokasi
Pemilihan lokasi atau site selection berkenaan dengan penentuan unit, bagian, kelompok, dan tempat dimana orang-orang terlibat di dalam kegiatan atau peristiwa yang ingin diteliti. Pemilihan lokasi perlu dirumuskan dengan jelas, terutama dengan tema atau fokus-fokus penelitian yang kompleks.
2)             Penentuan Sampel Komprehensif
Penentuan sampel secara konperhensif (conprehensive sampling) merupakan proses pemilihan sampel dengan mempertimbangkan semua sumber informasi, partisipan, kelompok, situasi, peristiwa. Semua sumber informasi diperhitungkan agar tidak ada kemungkinan satuan penelitian yang terabaikan.
3)             Penentuan Sampel Variasi Maksimum
Penentuan sampel dengan variasi maksimum ditunjukan untuk mendapatkan perbedaan persepsi partisipan secara maksimium. Meskipun dari penentuan sampel secara komprehensif telah ditentukan kelompok-kelompok sumber data, tetapi di antara sumber-sumber data tersebut masih terdapat variasi. Agar diperoleh persepsi yang menyeluruh perlu diambil sampel dengan variasi secara maksimum.
4)             Penentuan Sampel Jaringan
Penentuan sampel jaringan (network sampling) disebut juga sampel bola salju (snow ball sampling), adalah penentuan sampel dengan menggunakan partisipan lain untuk melengkapi informasi dari partisipan yang terdahulu. Partisipan terdahulu dapat menunjuk partisipan selanjutnya untuk melengkapi informasi.
5)             Penentuan Sampel Tipe Kasus
Penentuan sampel tipe kasus atau sampling by case type merupakan pemilihan sampel dengan mengambil kasus-kasus yang memiliki kekhasan atau keistimewaan. Sampel tersebut khas atau istimewa karena keahliannya, reputasinya konsepnya, kekritisannya, kebijaksanaannya, tanggung jawabnya, dan lain-lain.
6)             Ukuran Sampel
Penelitian kualitatif melihat penentuan sampel sebagai suatu proses yang dinamis, bertahap, sebagai tim, tidak ditetapkan sebelumnya secara pasti. Sampel penelitian kualitatif dapat berkisar dari satu sampai dengan 40 orang bahkan lebih. Penentuan besarnya sampel didasarkan atas tujuan penelitian, fokus dari penelitian, cara pengumpulan data, kelayakan informasi, kebaharuan informasi, dan kelengkapan informasi.[5]

3.        VALIDITAS DESAIN KUALITATIF
Validitas desain menunjukkan tingkat kejelasan fenomena hasil penelitian sesuai dengan kenyataan. Penelitian kualitatif memiliki asumsi, desain atau metode yang berbeda dengan penelitian kuantitatif, dengan demikian kriteria validitasnya juga memiliki perbedaan.
1.             Validalitas desain
Validitas desain penelitian kualitatif menunjukkan sejauhmana tingkat interpretasi an konsep-konsep yang diperoleh memiliki makna yang sesuai antara partisipan dengan peneliti. Baik peneliti maupun partisipan memilki kesesuaian dalam mendeskripsikan dan menggambarkan perisitiwa terutama dalam menarik makna dari peristiwa.
2.             Strategi untuk meningkatkan validitas
Validitas penelitian kualitatif terletak pada teknik pengumpulan dan analis data. Validitas tersebut dapat dicapai melalui kombinasi dari sepuluh strategi peningkatan validitas yaitu :
1)        Pengumpulan data yang relative lama: memungkinkan analisis dan melengkapi data secara berangsur agar memungkinkan ada kesesuaian anatara temuan dengan kenyataan.
2)        Strategi multi metode : memungkinkan melakukan paduan beberapa teknik pengumpulan data seperti : wawancara, observasi, studi documenter, dan sumber kepala sekolah, guru, siswa) dalam pengumpulan dan analisis data (triangulasi).
3)        Bahasa partisipan kata demi kata : mendapatkan rumusan dan kutipan yang rinci.
4)        Deskriptor inferensi yang rendah : pencatatan yang lengkap dan detil baik untuk sumber situasi maupun orang.
5)        Peneliti beberapa orang : persetujuan beberapa deskriptif yang dikumpulkan oleh tim peneliti
6)        Pencatat data mekanik : menggunakan perekam foto, video dan audio.
7)        Partisipan sebagai peneliti : penggunakan catatan- catatan dari partisipan berbentuk diari, catatan anekdot untuk melengkapi.
8)        Pengecekan anggota: pengecekan data oleh sesame anggota selama pengumpulan dan analisis data.
9)        Reviu oleh partisipan: bertanya kepada partisipan untuk mereviu data, melakukan sintesis semua hasil wawancara dan observasi.
10)    Kasus- kasus negative mencari, mencatat, menganalisis melaporkan data dari kasus- kasus negative atau yang berbeda dengan pola yang ada.
3.             Subjektivitas dan refleksivitas
Penelitian kualitatif bersifat subjektif dan refleksif. Dalam penelitian kualitatif tidak digunakan instrument standar, tetapi peneliti berperan sebagai instrument. Kadang- kadang disiapkan daftar pertanyaan sebagai pedoman tetapi dalam pelaksanaannya dikembangkan dan disesuaikan dengan kenyataan di lapangan.
Penelitian kualitatif melibatkan segi-segi subjektif, tetapi tidak berarti peneliti bebas menafsirkan apa yang ia lihat, dengar, rasakan semau dia, dia harus jujur atau disiplin terhadap dirinya.
Walaupun penelitian kualitatif bersifat  subjektif, tetapi penelitian ini juga memiliki objektivitas, tetapi berbeda dengan objektivita pada penelitian kuantitatif. Objektivitas dalam penelitian kualitatif berarti jujur, peneliti mencatat apa yang dilihat, didengar, ditangkap, dirasakan berdasarkan persepsi dan keyakinan dia, tidak dibuat- buat atau direka- reka. Data yang ditemukan dianalisis secara sistematik, dan ditafsirkan berdasarkan pengalaman, kerangka piker dan persepsi peneliti tanpa prasangka dan kecenderungan- kecenderungan tertentu.
4.             Subjektivitas interpersonal
Dalam penelitian yang bersifat interaktif, ketrampilan membina hubungan interpersonal memegang peranan penting. Ketrampilan ini meliputi kemampuan menumbuhkan kepercayaan, menjaga hubungan baik, tidak menilai, menghormati norma situasi, memiliki sentivitas terhadap isu- isu etika. Peneliti berhubungan dengan partisipan sebagai pribadi bukan “pengisap” informasi dari lingkungan.
5.             Strategi untuk meningkatkan refleksivitas
Untuk meningkatkan refleksivitas dalam pengumpulan data, peneliti dapat menggabungkan beberapa dari cara berikut
1)        Memilih teman (peer debrifer) yang dapat membantu mempermudah analisis dan interpretasi data.
2)        Membuat catatan harian yang memuat tanggal, jam, tempat, orang dan kegiatan untuk berhubungan dengan partisipan.
3)        Jurnal lapangan yang yaitu catatan tentang kegiatan dan perubahan- perubahan yang dibuat selama proses pengumpuan data, alas an perubahan dan perkiraan validitas data.
4)        Catatan tentang pertentangan etika, keputusan dan tindakan dalam jurnal lapangan.
5)        Teknik pengelolaan, pencatatan data, pengkodean, pengelompokan.
6)        Melakuakn kegiatan konfirmasi formal sepeti survai, kelompok utama, wawancara.
7)        Melakukan kritik diri dengan mengajukan pertanyaan tentang peranan dan kegiatan dalam seluruh proses penelitian.
6.             Perluasan temuan penelitian kualitatif
Penelitian kualitatif menghasilkan deskripsi analitis tentang fenomena- fenomena secara murni yang bersifat informative dan berguna bagi masyarakat peneliti, pembaca dan juga partisipan. Penelitian kualitatif bersifat studi kasus, kasus tunggal tersebut tidak dimaksudkan mewakili sesuatu ppopulasi. Dengan perkataan lain penelitian kualitatif tidak ditujukan untuk membuat generalisasi, tetapi untuk memperluas temuan yang memungkinkan pembaca atau peneliti lai dapat memahami situasi yang sama dan menggunakan hasil penelitian ini dalam praktik.
Ada sepuluh komponen desain yang mempengaruhi perluasan temuan :
1)             Peranan peneliti dalam menjalin hubbungan social dengan partisipan.
2)             Pemilihan informan: kriteria, alasan  dan penentuan informan dilakukan dalam kaitan dengan sampel purposif.
3)             Konteks soial:  pengumpulan data dirancang dalam tatanan soial, baik fisik, sosial, hubungan interpersonal maupun fungsional.
4)             Strategi pengumpulan data: menggunakan macam-macam metode meliputi wawancara mendalam, pengamatan partisipatif, dokumen (triangulasi)
5)             Strategi analisis data: digambarkan prosesnya.
6)             Narasi murni: deskripsi yang padat disajikan secara naratif-analitik.
7)             Kekhasan: kelompok atau lokasi yang memiliki karakteristik yang istimewa.
8)             Premis-premis analitis : teori-teori dasar dang kerangka pemikiran penelitian.
9)             Penjelasan alternatif: rencana penjelasan yang dapat diterima dan ditolak.
10)         Kriteria lain setelah penelitian selesai:
Kriteria lain setelah penelitian selesai :
1)             Etnografi: penjelasan menyeluruh tentang kompleksitas kehidupan kelompok.
2)             Fenomenologi: pemahaman mengenai esensi dari pengalaman hidup, diajukan pertanyaan lebih banyak.
3)             Studi kasus: pemahaman mengenai situasi nyata, dorongan penentuan keputusan.
4)             Teori dasar: konsep atau proposisi berkenaan dengan ilmu sosial, mengadakan verifikasi dengan desain yang lebih terstruktur.
5)             Tradisi kritis: memberi informasi pada patisipan tentang situasi dan kesempatan yang ada pada mereka, dan mengembangkan penelitian lebih lanjut, rangsangan tindakan.

7.             Etika Penelitian
Penelitian kualitatif membutuhkan kehati- hatian berkenaan dengan prinsip- prinsip etika, baik berkenaan dengan fokus penelitian, pengumpulan data yang bersifat tatap muka, desain yang berkembang, hubungan timbal balik dengan partisipan. Kriteria dari desain penelitian kualitatif tidak hanya menyangkut pemilihan informan yang kaya informasi, stategi penelitian yang efisien tetapi juga dengan etika penelitian.
Etika penelitian kualitatif sama dengan penelitian kuantitatif berkenaan dengan informasi yang dicari, kejujuran, kerahasiaan, tidak menyakiti subjek, dan nama baik. Peneliti kualitatif harus lebih berhati-hati dibandingkan peneliti kuantitatif, karena peneliti masuk ke dalam kasus, menggunakan desain yang lentur terus disempurnakan, pengumpulan data yang bersifat tatap muka dengan teknik wawancara mendalam, data yang dihimpun bukan hanya fakta dan data objektif tetapi data subjektif, persepsi, sikap, dan kehidupan partisipan, menggunakan desain yang berubah.
8.             Standar Kelayakan
Desain penelitian kualitatif harus memenuhi beberapa kriteria untuk dinilai layak sebagai desain yang baik :
1)        Apakah studi hanya difokuskan pada satu fenomena, dan apakah fokus masalah telah dirumuskan dengan jelas dan terbatas.
2)        Apakah cara pencarian tujuan, pertanyaan penelitian dan desain dirumuskan dengan jelas.
3)        Apakah teknik pengumpulan sampel purposif untuk mengidentifikasi kasus yang kaya informasi telah dirumuskan? Apakah strategi perumusan sampel telah jelas agar diperoleh kelompok atau kasus yang kaya dengan informasi?
4)        Apakah ukuran sampel minimal telah ditentukan? Apakah ukuran sampel secara logis dapat memberikan data tentang fenomena dalam waktu yang tersedia?
5)        Apakah desain disajikan secara detil untuk menjamin validitas, apakah strategi pengumpulan data seperti pengumpulan data yang cukup lama, pengumpulan data deskriptif secara cermat, dan kasus negatif telah dirumuskan?
6)   Apakah strategi pengumpulan data yang bervariasi telah dirumuskan? Apakah peneliti telah punya pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan strategi tersebut?
7)        Apakah desain yang bersifat berkembang telah dirumuskan?
8)        Strategi mana yang telah dirancang peneliti untuk meningkatkan refleksivitas?
9)        Komponen desain mana yang dimasukan untuk meningkiatkan penggunaan dan perluasan temuan?
10)    Apakah peneliti telah merumuskan upaya- upaya untuk menjamin kerahasiaan, nama baik partisipan, dan prinsip- prinsip etika lainny?

4.        STRATEGI MULTI METODE
Umumnya penelitian kualitatif menggunakan strategi multi metode. Penelitian kualitatif didasarkan atas asumsi bahwa data dapat dilengkapi dan disempurnakan sepanjang proses penelitian. Desain penelitian kualitatif juga bersifat emerse, berubah, berkembang, disesuaikan dan disempurnakan. Peneliti kualitatif menggunakan kombinasi metode-metode tersebut sebagai strategi, bukan sebagai metode tunggal atau metode linier yang langkah-langkahnya diikuti secara kaku. Dalam pengumpulan data, peneliti kualitatif menentukan satu metode yang paling tepat, efisien, fisibel, aman, dan metode lain sebagai pelengkap.
1.             Masalah bayangan
Peneliti kualitatif diawali dengan masalah yang bersifat bayangan (foreshadow problems) sesuatu yang diperkirakan sebagai maslah, yang akan dirumuskan kembali selama proses pengumpulan data. Masalah bayangan adalah suatu rumusan masalah yang bersifat umum tentang partisipan yang dinyatakan dalam sebuah pertanyaan.
Masalah dalam penelitian kualitatif dapat diambil dari berbagai sumber, seperti : kegiatan sehari-hari, pengalaman pribadi, teori-teori, filsafat, idiologi, penelitian terdahulu, masalah dan pikiran-pikiran orang di luar pendidikan tentang kondisi pendidikan. Masalah penelitian harus didasari oleh perspektif teori, supaya jelas dan kuat pijakannya (esensial), tetapi perlu didukung dan diperkuat oleh kenyataan-kenyataan praktis supaya jelas urgensi dan manfaatnya.
Masalah yang dirumuskan pertama hanya merupakan masalah bayangan, yang bersifat tentatif sebab dalam proses penelitian selanjutnya ditemukan masalah yang lebih esensial, urgen dan bermakna. 
2.             Reformulasi Pertanyaan
Selama proses penelitian berjalan, fokus masalah atau pertanyaan-pertanyaan penelitian perlu direformulasikan, sejalan dengan data yang diperoleh dari lapangan.
Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan elektik (campuran) tentang penggunaan teori dalam penelitian. Secara umum teori dapat mempengaruhi pertanyaan penelitian dalam dua hal : 1) dalam pengembangan pertanyaan, 2) membeikan kerangka pikir dalam perumusan pertanyaan awal.
3.             Peranan Penelitian
Ada beberapa peranan yang dapat dimainkan oleh peneliti dalam penelitian kualitatif :
1)        Pengamat partisipatif, pengamat berada di dalam kegiatan yang dilakukan kelompok, dia menciptakan peranan- peranan sendiri tanpa lebur dalam kepentingan kegiatan kelompok yang diamati.
2)        Pewawancara mendalam, peneliti menjalin hubungan dengan partisipan dan mengadakan wawancara mendalam berkenaan dengan kegiatan  yang datanya dikumpulkan.

4.             Interviu Mendalam
Interviu mendalam dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terbuka, yang memungkinkah responden memberikan jawaban secara luas. Pertanyaan diarahkan pada mengungkap kehidupan responden, konsep, persepsi, peranan, kegiatan, dan peristiwa- peristiwa yang dialami berkenaan dengan fokus yang diteliti.
5.             Macam-macam Interviu
Interviu dapat dilakukan dalam beberapa bentuk : interviu informal, interviu dengan menggunakan pedoman interviu, dan interviu terbuka berstandar.  
·                Interview informal, beranjak dari pembicaraan yang tidak formal, dan berlangsung secara alamiah, tidak secara sengaja  difokuskan kepada hal- hal tertentu.
·                 Interview menggunakan metode, interview dilaksanakan dengan berpegang pada pedoman yang telah disiapkan sebelumnya.
·                Interview terbuka berstandar, interview ini juga telah mempunyai pedoman, pertanyaan- pertanyaannya bersifat terbuka, tetap telah tersusun dan terumuskan secara standar.
Interview dengan informan kunci adalah interview mendalam yang dilakukan dengan orang yang mempunyai pengetahuan, status dan ketrampilan berkomunikasi, yang ingin memberikan sumbangan kepada peneliti. Interview dengan informan elit. Informan elit adalah orang-orang yang sangat menguasai bidang yang akan diteliti, baik dari sisi organisasi maupun kegiatan progam- progamnya.
6.             Pertanyaan Interviu
Isi pertanyaan interview berbeda-beda sesuai dengan masalah, tujuan, kerangka teori yang digunakan dan pemilihan partisipan.
Minimal bisa dibedakan enam macam pertanyaan interview :
1)      Pertanyaan tentang pengalaman atau kegiatan
2)      Pertanyaan tentang pendapat atau nilai, menanyakan pendapat, pemikiran responden tentang pengalamannya, harapan, tujuan, nilai-nilai dan lain-lain.
3)      Pertanyaan tentang  perasaan, mengungkap perasaan- perasaan responden tentang pengalamannya, kegiatan.
4)      Pertanyaan tentang pengetahuan
5)      Pertanyaan tentang pengindraan, mengungkap apa yang dilihat, didengar dll.
6)      Pertanyaan tentang latar belakang.

5.        LANGKAH- LANGKAH PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
Pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data yang telah diperoleh.
1)      Perencanaan
Perencanaan meliputi perumusan dan pembatasan masalah serta merumuskan pertanyaan-pertanyaan penelitian diarahkan pada kegiatan pengumpulan data. Kemudian merumuskan situasi penelitian, satuan, dan lokasi yang dipilih serta informan-informan sebagai sumber data.
2)      Memulai pengumpulan data
Sebelum pengumpulan data dimulai, peneliti berusaha menciptakan hubungan baik (rapport), menumbuhkan kepercayaan serta hubungan yang akrab dengan individu- individu dan kelompok yang menjadi sumber data. Peneliti memulai wawancara dengan beberapa informan yang telah dipilih untuk kemudian dilanjutkan dengan teknik bola salju atau sumber check. Pengumpulan data melalui interview dilengkapi dengan data pengamatan dan data dokumen (triangulasi).
3)      Pengumpulan data dasar
Setelah peneliti berpadu dengan situasi yang diteliti, pengumpulan data lebih diintensifkan dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan pengumpulan dokumen yang lebih intensif. Di dalam pengumpulan data dasar ini, peneliti benar-benar melihat, mendengarkan, membaca dan merasakan apa yang ada dengan penuh perhatian.


4)      Pengumpulan data tertutup
Pengumpulan data berakhir setelah peneliti meninggalkan lokasi penelitian, dan tidak melakukan pengumpulan data lagi.
5)      Melengkapi
Langkah melengkapi merupakan kegiatan menyempurnakan hasil analis data dan menyusun cara menyajikannya. Analisis data dimulai dengan menyusun fakta-fakta hasil temuan lapangan. Peneliti membuat diagram-diagram, tabel, gambar-gambar dan bentuk-bentuk pemaduan fakta lainnya. Hasil analisis data, diagram, bagan, tabel dan gambar-gambar tersebut diinterpretasikan, dikembangkan menjadi proposisi dan prinsip-prinsip.[6]

KESIMPULAN
            Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan penelitian yang diarahkan pada memahami fenomena sosial dari perspektif partisipan. Penelitian kualitatif menggunakan strategi multi metode, dengan metode utama interviu, observasi, dan studi dokumenter. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menyatu dengan situaasi yang diteliti, berbeda dengan penelitian kuantitatif yang mengambil jarak. Penelitian kualitatif memiliki benerapa perbedaan yang mendasar dengan penelitian kuantitatif yang berpangkal dari perbedaan dasar filsafat pendekati memahami kenyataan.
            Karakteristik desain penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan penelitian kuantitatif perbedaan tersebut berkenaan dengan: desain studi kasus, kegunaan penelitian, sampel purposif, pemilihan lokasi, penentuan sampel, sampel komprohensif, sampel jaringan, sampel tipe khusus, ukuran sampel. Walaupun kriterianya berbeda, desain kualitatif juga menekankan validitas desain. Penelitian kualitatif memiliki langkah-langkah pengumpulan dan analisis data yang berbeda dengan penelitian kuantitatif.


DAFTAR PUSTAKA
Nana Syaoidih Sukmadinata, Metode Penelitian PendidikanPT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2011




[1] http://ramlannarie.blogdetik.com/2010/05/30/penelitian-kualitatif/
[2] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2011, hlm. 7-8.
[3] Nana Syaoidih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2009, hlm. 95-96
[4] Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta), 2011, hlm. 9-20
[5] Nana Syaoidih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2009, hlm. 99-103

[6] Nana Syaoidih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya), 2009, hlm. 103-115

0 komentar:

Posting Komentar